Radio PPMI Mesir

Kairo, Mesir – Harga sewa (Igar) di Mesir mengalami lonjakan tajam dalam setahun terakhir. Berdasarkan survei perusahaan real estate, kenaikan harga di beberapa daerah mencapai 122% dari tahun 2023 hingga 2024. Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) turut merasakan dampak signifikan dari kenaikan ini, dengan banyak di antara mereka menghadapi harga sewa yang melonjak drastis. Bahkan, beberapa penyewa mengalami pengusiran paksa meskipun telah memenuhi kewajiban mereka.

Ketidakpastian Hukum dan Celah bagi Penyalahgunaan

Pada November 2024, Mahkamah Konstitusi Mesir mengeluarkan putusan penting yang menyatakan bahwa penetapan harga sewa tetap untuk properti hunian tidak sesuai dengan konstitusi. Putusan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam reformasi sistem sewa lama yang selama ini memberlakukan kontrol ketat terhadap harga sewa, menyebabkan ketidakseimbangan antara hak pemilik properti dan penyewa.

Namun, hingga kini Parlemen Mesir belum menetapkan mekanisme penyesuaian harga sewa untuk properti hunian, sehingga pasar bebas yang akhirnya menentukan harga. Dalam kondisi ini, banyak pemilik properti menaikkan harga secara sepihak, bahkan dalam beberapa kasus, melakukan pengusiran paksa terhadap penyewa untuk mendapatkan harga sewa yang lebih tinggi.

Seorang pengacara kasasi, Ishom Aggag, menuturkan, “Ada lebih dari 20 kasus yang saya tangani di mana pemilik flat mengusir penyewa secara paksa, bahkan menggunakan preman, hanya untuk menyewakan kembali dengan harga lebih tinggi. Padahal, kontrak mereka masih berlaku. Dimana perlindungan hukum dalam situasi ini?”

Komentar Pemerintah: Pasar yang Menentukan

Perdana Menteri Mesir, Mostafa Madbouly, mengomentari fenomena ini dengan menyatakan bahwa negara tidak bisa mengintervensi langsung dalam penentuan harga sewa. “Semua kembali kepada mekanisme supply and demand. Tidak bisa serta-merta menyalahkan para pendatang, karena ini adalah konsekuensi dari ketidakstabilan kawasan saat ini,” ujarnya.

Sementara itu, Thoriq Syukri, Wakil Komite Perumahan di Parlemen Mesir, menambahkan bahwa kenaikan harga sewa adalah hal yang wajar. “Banyak pemilik flat yang sebelumnya menyewakan dengan harga 1.200 LE, kini menaikkan menjadi 3.000 hingga 4.000 LE. Mereka berhak menyesuaikan harga dengan inflasi, nilai tukar, serta kenaikan biaya listrik dan bahan bakar,” jelasnya.

Masa Depan: Apa yang Bisa Dilakukan?

Menurut laporan Qonat Syarq, kondisi ini diperkirakan akan terus memburuk selama tidak ada intervensi dari pemerintah atau legislator. Banyak pihak mendesak agar pemerintah mengambil langkah konkret dalam menangani lonjakan harga sewa, bukan sekadar menyerahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar.

Beberapa solusi yang diusulkan meliputi:

  • Regulasi batas kenaikan sewa tahunan, untuk mencegah lonjakan harga yang tidak terkendali.
  • Subsidi atau insentif bagi penyewa, terutama bagi mahasiswa dan pekerja dengan penghasilan tetap.
  • Peningkatan gaji pokok warga, agar daya beli masyarakat tetap terjaga di tengah kenaikan biaya hidup.

Hingga saat ini, belum ada kebijakan konkret yang diterapkan, sehingga banyak penyewa, termasuk Masisir, harus menghadapi ketidakpastian dalam mendapatkan tempat tinggal dengan harga yang wajar.


Bagaimana pendapat Anda mengenai kenaikan harga sewa ini? Apakah lonjakan para pendatang harus dihentikan agar pasar kembali normal? atau ada hal lain yang bisa dilakukan pemerintah?

Refrensi :

  1. قناة الشرق : أزمة العقارات وارتفاع الإيجارات في مصر تثقل كاهل المواطن
  2. منصة أي خدمة : مفاجأة في قانون الإيجار القديم 2025
  3. القاهرة 24 : رئيس الوزراء يرد على ظاهرة ارتفاع أسعار الشقق السكنية
  4. على مسؤوليتي مع أحمد موسى : قانون الإيجار الجديد صدمة المواطنين من ارتفاع أسعار الإيجارات

#Igar #Masisir #Ekonomi #Hukum #Mesir

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X