Radio PPMI Mesir

Oleh Abdullah Yahya Ayyasy

Sebuah peristiwa tak biasa terjadi di perbatasan Mesir-Israel kemarin. Beberapa media Ibrani melaporkan adanya serangan kucing lynx terhadap sejumlah tentara Israel di Gurun Negev, Sinai. Apa yang menarik dari kejadian ini?

Mengenal Lynx Mesir

Lynx atau kucing kutub adalah salah satu jenis kucing liar berukuran sedang. Hewan ini biasa hidup di daerah gurun atau padang rumput di Afrika dan Timur Tengah. Spesies yang terancam punah ini dikenal sebagai hewan penyendiri yang cenderung menghindari manusia. Dalam peradaban Mesir Kuno, lynx dijadikan simbol kekuatan.

Kejadian Tak Terduga

Dilansir dari media Israel Kan, penyerangan terjadi saat patroli rutin militer Israel di perbatasan tersebut. Kejadian ini mengejutkan karena lynx tidak termasuk daftar ancaman di kawasan berbenteng itu. Menurut laporan Channel 14 Israel, tidak ada korban tewas dalam insiden ini, namun beberapa tentara yang terluka segera dilarikan ke rumah sakit.

Tim ahli yang didatangkan untuk memeriksa lynx tersebut menduga bahwa hewan tersebut datang dari sisi Sinai di Mesir akibat perubahan lingkungan.

Respon di Israel

Sejumlah pejabat Israel menyoroti kejadian ini dengan skeptis. Mereka mempertanyakan efektivitas pagar perbatasan dengan Mesir yang dibangun dengan anggaran ratusan juta dolar. Seorang anggota Knesset mengomentari, “Jika hewan saja bisa lolos perbatasan, apalagi ancaman yang lebih besar?”

Reaksi sinis juga muncul di media sosial Israel. Seorang netizen menulis, “Tampaknya lynx Mesir mulai memutuskan untuk bergabung dengan Hamas.” Komentar lain mempertanyakan bagaimana seekor kucing bisa menembus perbatasan yang diklaim sangat ketat itu.

Respon di Mesir

Di sisi lain, netizen Mesir justru menyambut kejadian ini dengan rasa bangga. Meme-meme yang berisi kebanggaan terhadap lynx beredar luas di media sosial Mesir. Beberapa di antaranya menggambarakn lynx sebagai sisa kehormatan bangsa Mesir di hadapan Israel, yang menurut mereka telah terkoyak sejak normalisasi hubungan pada 1973.

Seorang dai sekaligus influencer terkenal Mesir, Abdullah Rusydi, menulis di akun Instagram-nya, “Selamat makan, kucing liarku yang tercinta.” Ada pula netizen yang mengutip ayat Al-Qur’an, “Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri” (Al-Muddathir: 31). Sementara yang lain berkomentar, “Seekor kucing liar mampu melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan seluruh tentara.”

Kejadian ini mungkin hanya insiden kecil di perbatasan, tetapi respons yang muncul menunjukkan bagaimana simbolisme dan kebanggaan nasional bisa hidup bahkan melalui seekor kucing liar.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X