Oleh Putri Musfidatul Agni
Universitas Al-Azhar di Mesir, institusi keagamaan terkemuka dalam Islam Sunni, telah mengeluarkan fatwa yang melarang penayangan ‘Muawiyah’, sebuah drama sejarah produksi Arab Saudi yang dijadwalkan tayang selama Ramadhan 2025. Larangan ini didasarkan pada kekhawatiran agama terkait penggambaran para sahabat Nabi Muhammad.
Otoritas Umum Ulama Senior Al-Azhar menyatakan bahwa penggambaran tokoh seperti Muawiyah bin Abi Sufyan, seorang figur historis penting sekaligus kontroversial serta khalifah kelima dalam Islam Sunni, adalah “tidak dapat diterima secara agama.” Abdel Fattah Abdel Ghani Al-Awari, salah satu ulama senior, juga berpendapat bahwa dramatisasi perselisihan dalam kepemimpinan Islam berisiko menimbulkan kesalahpahaman dan bertentangan dengan ajaran agama.
Fatwa Al-Azhar ini muncul di tengah perdebatan panas tentang bagaimana serial ini
menggambarkan tokoh-tokoh sejarah penting, termasuk anggota keluarga Nabi dan para sahabat terkemuka. Al-Azhar secara konsisten menentang penggambaran semacam ini dalam film dan televisi.
Meskipun Muawiyah dihormati oleh umat Islam Sunni, ia tidak dipandang baik oleh umat Islam Syiah karena perseteruannya dengan keluarga Nabi Muhammad. Sebelum masuk Islam, Muawiyah pernah berperang melawan Nabi Muhammad. Setelahnya, ia berperang melawan Imam Ali, khalifah keempat dalam Islam Sunni dan imam pertama dalam Islam Syiah, yang juga merupakan sepupu serta menantu Nabi. Perang ini menandai awal dari perpecahan politik dan sektarian yang mendalam dalam sejarah awal Islam.
Muawiyah juga melanggar perjanjian damai dengan Imam Hasan, cucu Nabi Muhammad sekaligus imam kedua dalam Islam Syiah, sebelum akhirnya menobatkan dirinya sebagai raja dan mendirikan sistem monarki turun-temurun dalam Islam. Ia kemudian menunjuk putranya, Yazid, sebagai penerus. Yazid adalah tokoh kontroversial yang dikenal dengan gaya hidupnya yang berfoya-foya. Di bawah perintah Yazid, terjadi pembantaian terhadap Imam Husain, cucu Nabi Muhammad sekaligus imam ketiga dalam Islam Syiah, dalam Pertempuran Karbala. Imam Husain menolak mengakui kekuasaan Yazid, dan peristiwa ini menjadi salah satu tragedi paling menyayat dalam sejarah Islam, khususnya bagi umat Islam Syiah.
Meskipun menuai kontroversi, MBC Group, perusahaan media milik Arab Saudi, telah merilis trailer yang menggambarkan Muawiyah sebagai drama politik epik tentang kebangkitan sebuah kekaisaran. Serial dengan anggaran besar ini diperkirakan menelan biaya $100 juta, difilmkan di Tunisia, dan menampilkan jajaran aktor Arab ternama.
Awalnya dijadwalkan tayang pada Ramadhan 2023, serial ini ditunda karena materinya yang sensitif. Muawiyah mengeksplorasi ‘Fitnah Besar’, perang saudara pertama dalam Islam, yang selama berabad-abad telah menjadi sumber perpecahan di kalangan Muslim.
Meskipun menjadi salah satu produksi Arab dengan biaya terbesar, perilisan serial ini telah memicu perdebatan tentang batas-batas representasi sejarah dalam media Islam.