Siapa sangka ternyata wanita muslim bisa menjadi astronaut.
Nora Al Matrooshi namanya, seorang astronaut asal Uni Emirat Arab, yang di buatkan jilbab oleh NASA.
Nora menjadi sosok wanita pertama yang lulus pelatihan astronot NASA tahun 2021 pada usia 28 tahun, yang kemudian di rancangkan hijab oleh NASA.
Pengembangan hijab khusus astronaut itu bermula setelah Nora Al Matrooshi menjadi wanita Arab pertama yang menjadi astronaut dalam misi luar angkasa dari Uni Emirat Arab (UEA).
Nora menjelaskan, pengembangan strategi tersebut memungkinkannya untuk menjaga rambutnya tetap tertutup saat mengenakan pakaian dan helm luar angkasa, Extravehicular Mobility Unit atau EMU.
Kendala itu muncul ketika Nora melepas jilbabnya yang biasa, sebelum ia mengenakan topi komunikasi, karena hanya bahan yang secara khusus diizinkan yang dapat dikenakan di dalam EMU.
“Para teknisi pakaian itu akhirnya menjahit hijab darurat untuk saya, sehingga saya bisa memakainya, masuk ke dalam pakaian, lalu mengenakan topi komunikasi, dan kemudian melepasnya dan rambut saya akan tertutupi. Jadi saya sangat menghargai mereka yang melakukan hal itu untuk saya,” ujarnya.
Kecintaannya pada luar angkasa pertama kali muncul ketika ia masih kecil saat mengikuti kegiatan kelas seni dan kerajinan untuk membuat peralatan astronot dan ruang kelas diubah menjadi luar angkasa. “Hari itu adalah hari dimana saya mulai ingin menjadi astronot ketika saya besar nanti,” kenangnya.
Lulus dengan gelar sarjana tekhnik mesin dari Uni Emirates University dan menjalani pelatihan di Baasa University of Applied Sciences Finlandia.
Sebelum menjadi astronaut wanita Arab pertama, ia adalah seorang insinyur di The National Petroleum Construction Company dan juga anggota American Society of Mechanical Engineers.
Ia awalnya ditolak dari Program Luar Angkasa Nasional pada tahun 2018 tetapi hal itu tidak menghentikannya untuk melamar kedua kalinya dan mendapatkannya. “Saya sebenarnya mendaftar pada angkatan pertama, tapi sayangnya saya tidak lolos”
“Gelombang kedua adalah kesempatan kedua saya. Ini adalah kesempatan saya untuk mencapai impian yang saya inginkan sejak saya masih kecil” lanjutnya.
Selain menjadi astronaut, Al Matrooshi juga merupakan bagian dari The American Society of Mechanical Engineers. Dia menduduki peringkat pertama di UEA untuk Olimpiade Matematika Internasional 2011. Selain itu, ia mewakili UEA di Konferensi Pemuda Internasional PBB pada tahun 2018 dan 2019.
“Saya pikir menjadi seorang astronaut itu sulit, terlepas dari apa agama atau latar belakangnya. Menurut saya menjadi seorang Muslim tidak membuatnya lebih sulit. Namun, menjadi seorang muslim membuat saya sadar akan kontribusi nenek moyang saya”
“Para cendekiawan dan ilmuwan muslim yang datang sebelum saya telah mempelajari bintang-bintang. Saya menjadi seorang astronot hanyalah melanjutkan warisan dari apa yang telah mereka mulai ribuan tahun yang lalu,” sambungnya.